KONTRIBUSI ORGANISASI SISWA INTRA SEKOLAH (OSIS)
DALAM PENUNJANG KEBERHASILAN PENDIDIKAN KARAKTER
DI SMP ISLAM ATTURMUDZIYYAH
Oleh:
AGUNG HERMAWAN
Sekolah Tinggi Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Garut
ABSTRAK
Intra-School
Students Organization (OSIS) as a vehicle for students to actualize the
potential to form the basis kemampun-Traffic students each. In addition, one
way in building character of students is to encourage and facilitate the
students to participate actively in the activities of student organizations
Intra school. Because, in the Intra-School Students Organization (OSIS) are
included fertilization process and character development.
Formulation of
the problem in this research is "Bagimanakah contribution Intra-School
Students Organization (OSIS) in supporting the success of character-based
education in Islamic junior Atturmudziyyah Garut"
Goals to be
achieved from this research is "To know the contribution Intra-School
Students Organization (OSIS) in supporting the success of character-based education
in junior high Atturmudziyyah Islam". Adapu hypothesis in this study is
"If organizations Intra School has excellent contributions menujang
successful it will be in character education.The research method used is
descriptive method of research is a search for and collect data on the problem
being studied. Data collection methods used are observation, questionnaires,
and interviews.
Populas in this
study were 115 students and 40 students sampled respondents from junior high
school Atturmudziyyah Islam and Principal, assistant head of the student
council and the coach were taken through the interview data.
Based on the
analysis of the data collected, the authors can draw the general conclusion
that the contribution of student council in supporting the success of character
education categorized either.
For the author
only advised recommendations: (1) for the school and all components of the
school in this case the school should further optimize existing resources to
improve student ketelibatan the Student Organization of the Intra-School is to
support the activities of Intra-School Student Organization, provide direction
and recommended for all students. (2) for the Management of Intra-School
Students Organization (OSIS) involved are expected to be able to motivate
themselves internally as well as other students in the face of a variety of
dynamics and constraints can be solved appear. (3) for students. Students are
expected to have the awareness of the involvement of organized Intra-School
Students Organization (OSIS). Pupil should be encouraged in organizational
dynamics.
Keywords:
Intra-School Students
Organization (OSIS), Character Education and SMP Islam Atturmudziyyah Garut
PENDAHULUAN
Pendidikan
memiliki nilai urgensi yang sangat tinggi, mengingat pendidikan merupakan salah
satu upaya untuk meningkatkan kualitas manusia, termasuk manusia Indonesia.
Karena pendidikan merupakan hak dasar bagi setiap individu atau seluruh warga
negara, sebagaimana yang tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31 ayat
(1) bahwa “setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan tidak bisa
dipisahkan dari diri manusia sejak dari kandungan sampai beranjak dewasa, Pendidikan berusaha menuntun manusia
menentukan arah, tujuan, dan makna kehidupan sendiri, pendidikan pula yang
menjadi proses pijakan dalam memanusiakan manusia”.
Berbicara
pendidikan tidak bisa dilepaskan dari
eksistensi sekolah. Sekolah adalah institusi yang secara formal
menyelenggarakan pendidikan. Sekolah juga berperan dalam menfasilitasi siswa
untuk pengembangan aktualisasi diri maupun dalam mengembangkan potensi-potensi
lainnya. Eksistensi organisasi intra sekolah menjadi salah satu jawaban atas
kebutuhan di atas. Sehingga akan
tercetak kualitas siswa atau peserta didik yang terpelajar dan menjadi kader
penerus bangsa yang dapat memberikan suatu warna positif bagi bangsa kita.
Pemikiran-pemikiran Siswa yang kritis dan rasional mampu membangun sikap
toleransi ditengah kondisi Negara kita yang sekarang ini sedang mengalami
banyak tantangan di berbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara.
Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) sebagai wahana bagi
siswa dalam mengaktualisasikan potensi dasar untuk membentuk kemampun-kemapuan
siswa masing-masing. Salah satu cara dalam pembinaan karakter peserta didik
adalah dengan cara mendorong dan memfasilitasi siswa agar berpartisipasi
aktif dalam kegiatan organisasi Siswa
Intra sekolah. Karena, didalam Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) tersebut
terdapat proses pemupukan dan pengembangan
karakter. Sejatinya, siswa sebagai generasi penerus bangsa memiliki karakter yang baik. Oleh karena itu,
penanaman karakter siswa sebagai bagian dari warga Negara menjadi sangat
penting untuk diprioritaskan. Upaya ini dimaksudkan untuk menanamkan kesadaran
sebagai anggota atau bagian dari bangsa dan Negara itu sendiri yang dibangun
atas dasar kemajemukan masyarakat, suku, agama, daerah, maupun budayanya.
Harapannya, karakter bangsa yang kokoh yang dicita-citakan dapat terwujud dan
integritas nasional pun juga tetap terwujud.
Atas dasar hal tersebut maka penulis tertarik dengan pengembangan
karater dalam organisasi.
RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah dalam penelitain
ini adalah:
a.
Bagaimana pelaksanaan pendidikan
karakter disekolah?
b.
Bagimanakah kontribusi Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) dalam
penunjang keberhasilan pendidikan berbasis karakter?
c.
Bagaimanakah keterlibatan peserta didik dalam mengikuti kegiatan-kegiatan Organisasi Siswa Intra
Sekolah (OSIS) Di sekolah?
HIPOTESIS
Dalam penelitian ini terdiri dari
tiga hipotesis, yaitu:
a.
Jika
Organisasi Intra Sekolah memiliki kontribusi yang sangat baik maka akan
menujang keberhasilan dalam pendidikan karakter.
b.
Jika
peserta didik banyak terlibat dalam Organisasi Intra Sekolah maka pendidikan
karakter akan sesuai yang diharapkan.
KAJIAN TEORITIS
- Deskripsi
1.
Organisasi Dalam Konteks Sosial
Perubahan organisasi tanpa berusaha memahami bahwa suatu
oraganisasi banyak mempengaruhi dan dipengaruhi lingkungan sekitar. Artinya
kita harus terlebih dahulu mencoba memahami proses dan hakikat perubahan
organisasi. Sebetulnya hal ini mudah untuk memahami karena pada dasarnya suatu
organisasi ialah bagian dari suatu sistem yang lebih yaitu sistem sosial.
Perubahan dan gejolak yang terjadi dalam masyarakat sekarang ini secara sadar
atau tidak, sangat mempengaruhi kehidupan dari suatu organisasi. Masyarakat
sekarang ini mengalami perubahan sistem nilai dan oleh karenanya juga mengalami
perubahan perilaku sosial. Tanpa kita sadari melihat perubahan pandangan
mengenai pendidikan, pekerjaan dan cara hidup. Teknologi juga memepengaruhi
dalam perubahan yang digunakan juga menjadi rumit contohnya saja komputer,
hampir sudah menjadi salah satu ciri organisasi yang modern. Selain itu juga
perubahan sistem sosial, politik dan ekonomi yang begitu cepatnya, sehingga dalam
banyak hal ikut menentukan hidup mati suatu perubahan organisasi. Adanya
kecendrungan tersebut sudah banyak dianalisis oleh para ahli misalnya Warrem Bennis Dalam Adam I. Indrawijaya
(1985:17) mengatakan bahawa :
Perubahan sistem sosial memberikan pengaruh terhadap iklim
organisasi, gaya kepemimpinan dan hakekat kehidupan dari suatu organisasi.
Serta bila pengaruh dalam sistem nilai akan berkelanjutan maka setiap
organisasi harus berusaha untuk belajar untuk lebih responsif, baik terhadap
lingkungannya maupun terhadap tuntutan dari para anggota.
2.
Definisi Dan Urgensi Organisasi
Istilah organisasi yang berasal dari kata organon dalam bahasa yunani berarti
alat, Definisi tersebut telah banyak di kemukan orang. Walapun pada dasarnya
definisi-definisi tersebut tidak mengandung perbedaan yang prinsip, namun
kiranya perlu juga dikemukakan beberapa pendapat para ahli sebagai bahan
perbandingan, yaitu :
Chester
I. Barnard, (1938) Dalam Hayati Djatmiko, (2008:1) “ organisasi adalah sistem
kerjasama dua orang atau lebih.
Adam I.
Indarawijaya (1985;21) mengatakan
bahwa, “organisasi sesungguhnya
merupakan suatu sistem yang terbuka”.
Dari
definisi-definisi di atas dapat di simpulkan bahwa dalam setiap organisasi
terhadap tiga unsur dasar yaitu :
a.
Orang-orang ( sekumpulan
orang )
b.
Kerjasama
c.
Serta tujuan yang akan
di capai
Keterbatasan kebutuhan
manusia dan keterbatasan
kemampuan manusia dalam memenuhi kebutuhan telah menghadapkan manusia pada
kebutuhan untuk berorganisasi. Demikian pula karakteristik manusia sebagai
mahluk sosial tidak memungkinkan manusia hidup wajar tanpa berorganisasi.
Organisasi telah dibentuk sejak manusia berada di muka bumi, didorong oleh
motif di atas. Dilihat dari proses pembentukan organisasi dapat dibentuk :
a.
Secara spontan,
misalnya yang dibentuk tanpa aturan dalam menolong kecelakaan.
Yang dibentuk secara seksama
atas kerjasama secara formal yang didasarkan pada pertimbangan yang matang,
umpamanya organisasi se-hobby,
organisasi profesi, organisasi komersial, organisasi se-ideologi dan sebagainya.
- Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS)
Sebagai organisasi elite di sekolah, Organisasi
Siswa Intra Sekolah (OSIS) memang mestinya mampu
menjadi salah satu wadah perkembangbiakan virus organisasi bagi siswa. Setiap
siswa, dilantik atau tidak, akan masuk menjadi anggota OSIS ini. Dalam upaya
megenal, memahami dan mengelola Oraganisasi Intra Sekolah perlu pnjelaskan
menegenai penegertian dan peranan tentang Oraganisasi Intra Sekolah.
a)
Pengertian Organisasi
Siswa Intra Sekolah (OSIS)
Organisasi Siswa Intra meliputi, secara sematis di dalam
surat keputusan direktur jendral pendidikan dasar dan menengah nomor
226/C/Kep/0/1993 disebutkan bahwa organisasi kesiswaan di sekolah adalah OSIS.
Kepanjangan OSIS yang terdiri dari, Organisasi, Siswa, Intra, Sekolah serta
masing-masing mempunyai pengertian :
Organisasi
secara umum adalah kelompok kerjasama antara pribadi yang diadakan untuk
mencapai tujuan bersama. Organisasi dalam hal ini dimaksudkan satuan atau
kelompok kerjasama para siswa yang dibentuk dalam usaha untuk mencapai tujuan
bersama, yaitu mendukung terwujudnya
pembinaan kesiswaan.
Siswa
adalah peserta didik pada satuan
pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah.
Intra
adalah terletak didalam dan diantara, sehingga OSIS berarti suatu arganisasi
siswa yang ada didalam dan di lingkungan sekolah yang bersangkutan.
Sekolah
adalah satuan pendidikan tempat menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar
secaraberjenjang dan bersinambungan.
Secara organisasi, OSIS adalah satu-satunya organisasi
siswa yang sah di sekolah, oleh karena iti setiap sekolah wajib membentuk
organisasi siswa intra sekolah (OSIS), yang
tidak mempunyai hubungan organisatoris dengan OSIS di sekolah lain dan
tidak menjadi bagian/alat dari organisasi lain yang ada diluar sekolah. Secara
fungsional dalam rangka pelaksanaan kebijaksanaan pendidikan khususnya di
bidang pembinaan kesiswaan arti yang terkandung lebih jauh dalam pengertian
OSIS adalah sebagai salah satu dari empat pembinaan kesiswaan, disamping ketiga
jalur yang lain yaitu : Latihan Kepemimpinan, Ekstrakurikuler Dan Wawasan
Wiyatamandala.
Secara
sistem apabila OSIS dipandang suatu sistem, berarti OSIS sebagai tempat
kehidupan berkelompok siswa bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama. Dalam
hal ini OSIS dipandang sebagai sistem, dimana sekumpulan para siswa mengadakan
koordinasi dalam upaya menciptakan suatu organisasi yang mampu mencapai tujuan.
B.
Deskripsi Pendidikan dan Pendidikan Karakter
1.
Definisi, Tujuan Dan Fungsi Pendidikan
Pendidikan umunya bertujuan sangat mulia. Yaitu membentuk
manusia mejadi pribadi yang kuat dalam interaksi seluruh aspek kehidupan
manusia dan sekian banyak tujuan lainnya dalam konteks Indonesia, tujuan
pendidikan telah dirumuskan dalam Undang-Undang 20 Tahun 2003 Tentang
Pendidikan Nasioanl. Undang-Undang Pendidikan Nasioanl ini dirancang
mengorganisir proses belajar yang ideal, penerapan kurikulum sebagai satuan
unit pendidika, Serta mengatur semua elemen dilembaga pendidikan baik guru,
staf, karyawan, lembaga pendidikan, dan murid.
a)
Definisi pendidikan
Menurut
Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional Indonesia, 1889 - 1959)
“Pendidikan umumnya berarti daya upaya untuk memajukan budi pekerti ( karakter,
kekuatan bathin), pikiran (intellect)
dan jasmani anak-anak selaras dengan alam dan masyarakatnya”.
definisi secara luas menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 ayat (1) Tentang Sistem Pendidikan Nasional ialah sebagai berikut :
definisi secara luas menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 ayat (1) Tentang Sistem Pendidikan Nasional ialah sebagai berikut :
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.
Nana Sudjana (1991:1) mengatakan bahwa ”Pendidikan
adalah upaya manusia unutk memanusiakan manusia”. Dalam ungkapan lain, Nana
Sudjana (1991:2) mengatakan bahwa ”Pendidikan adalah proses budaya untuk
meningkatkan harkat dan martabat manusia melalui proses yang panjang dan
berlangsung sepanjang hayat”. Pemikiran tersebut didasarkan kepada pada
realitas manusia sebagai makhluk tuhan yang dianugerahi kemampuan berbahasa dan
akal pikiran sehingga mampu mengembangkan dirinya sebagai manusia yang
berbudaya.
Betapa bagusnya kita memberikan definisi atau makna dan
penegertian pendidikan, Kalau nyatanya dalam tataran praktisi kurang begitu
baik, Maka semua keindaham definisi, pengertian hanya selesai sampai konsepsi
saja. Seolah pendidikan mejadi sekedar sederatan teori dan pengetahuan yang
harus dihafal peserta.
b)
Tujuan Pendidikan
Nasional
Negara kita telah merumuskan tujuan pendidikan nasional
dengan bagus. Kita bisa melihat kembali rumusan itu dalam TAP MPR No. 4/MPR/1975, Tujuan pendidikan
membangun dibidang pendidikan didasari atas falsafah Negara Pancasila untuk
membentuk manusia-manusia pembangun yang berpancasila, serta untuk membentuk
manusia yang sehat jasmani dan rohani. Mencintai bangsa Negara dan mencintai
sesame sesama manusia sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Dasar 1945.
Dalam
Undang-Undang No. 2 tahun 1985 tujuan pendidikan adalah mencerdaskan kehidupan
bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya , yaitu :
- Manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
- Berbudi pekerti yang luhur
- Memiliki pengetahuan dan keterampilan
- Sehat jasmani dan rohani
- Berkepribadian yang mantap dan mandiri
- Serta mempunyai rasa tanggung jawab bermasyarakat dan berbangsa
Sedangkan tujuan Pendidikan Nasioanal kita sekarang ini,
tertuang dengan jelas di dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Pendidikan
Nasioanal, yaitu menciptakan peserta didik (Manusia Indonesia) yang :
- Beriman
- Bertaqwa pada tuhan yang maha esa
- Berakhlak mulia
- Sehat
- Berilmu cakap
- Kreatif
- Mandiri
- Menjadi warga Negara yang demokratis
- Bertanggung jawab
c)
Fungsi Pendidikan
Fungsi pendidikan tidak berbeda dengan tujuan pendidikan
ada kesamaan antara keduanya. Sama-sama
mempunyai sifat normatif, yaitu memperbaiki kondisi atau keadaan seseorang dari
tidak berpengetahuan menjadi berpengetahuan. Adapun yang lebih idealnya seperti
yang tertuang dalam Undang-Undang Sisdiknas
Bab II Pasal 3 disebutkan bahwa :
Pendidikan
nasional berfunsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang berimana dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, Berakhlak mulia,
Sehat, Berilmu, Cakap, Kreatif, Mandiri, dan Menjadi warga Negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.
- Pengertian Pendidikan Karakter
Secara sederhana definisi
pendidikan adalah :
Proses pertumbuhan dan perkembangan manusia dengan semua
potensinya melalui pengajaran (teaching)
dan pembelajaran (learning) untuk
mendapatkan pengetahuan (knowledge)
atau keterampilan (skill) serta
mengembangkan tingkah laku (behavior)
yang baik agar bisa bermanfaat bagi kehidupan dirinya, masyarakat dan
lingkungan (Hamka Abdul Aziz, 2011:197).
Atau
definisi pendidikan yang lebih filosifis :
Proses transformasi-dialogis antara peserta didik dan
pendidik dalam semua potensi kemanusiaannya sehingga menumbuhkan kesadaran,
sikap dan tindakan kritis terhadap lingkungan sekitar.
Pendidikan sejatinya menanamkan nilai-nilai transenden
spiritual dan pentingnya hidup bermasyarakat dengan akhlak mulia. Seolah-olah
proses pendidikan hanya untuk menopang hidup jasmani saja, dan tidak
berhubungan sekali dengan spiritualitas dan keimanan atau ketakwaan. Padahal,
mengacu pada pendidikan (pembelajaran) tidak bisa terlepas dengan persoalan
keimanan, ketakwaan dan akhlak mulia.
Salah satu perlengkapan hidup manusia adalah karakteristiknya
yang khas dan unik. Semua manusia pada dasarnya mempunyai karakteristik yang
sama, dan itulah yang kita sebut fitrah. Fitrah yang dipahami sebagai bebas
nilai. Tidak begitu maksudnya. justru fitrah mengandung pengertian bahwa
manusia sesungguhnya hanya terikat pada hukum dan ketentuan tuhan saja. Karena
manusia buka onggokkan daging dan tulang belulang.
Karakter bahasa mudahnya adalah watak. Karakter bersemayam
dalam diri seseorang sejak lahiriahnya. Dia tidak bisa berubah, meskipun apa
pun yang terjadi. Tapi dia bisa tertutup oleh berbagai kondisi. Ini berbeda
dengan tabiat, tabiat bisa berubah-ubah karena interaksi sosial dan sangat dan
sangat diperlukan oleh kondisi kejiwaan.
Karakter inilah yang menjadi perhatian besar bangsa
Indonesia. Semua pejabat tinggi negeri, pendidik, politikus pengamat sosial dan
sebagainya membicarakan pentingnya membangun karakter bangsa. Karena gejala
sosial yang terjadi akhir-kahir ini di negeri kita sangat memperihatinkan.
Bangsa yang dulu dikenal peramah, sekarang menjelma menjadi bangsa yang
pemarah. Setiap hari kita dijejali informasi tentang kekerasan. Media
berlmba-lomba memberitakan tawuran antarpelajar, antarkampung, antarpendukung
partai, atau antargeng, lengkap dengan gambar-gambarnya. Bahkan media
elektronik tidak jarang menayakannya secara live,
langsung dari lokasi kejadian. Terasa mengiriskan hati. Karena gambar-gambar
kekerasan dengan segera mengendap dibenak kita. Dia membentuk cetak biru pola-pola tindak kekerasan di
alam bawah sadar kita dan ketika kita mengalami satu masalah yang berhubungan
dengan orang lain, maka pola-pola tindak kekerasan mencuat kepermukaan
kesadaraan kita. Oleh karena itu jangan heran kalau setiap kali ada persoalan,
yang kita kedepankan adalah tindakan kekerasan melahirkan kekerasan lainnya.
Tidak menyelesaikan masalah.
Karena itu kita ingin membangun karakter bangsa Indonesia,
lalu pertanyaan yang muncul adalah ; siapa atau lembaga yang akan menjadi
Pembina, pembentuk dan pengarah karaker bangsa kita? Siapa yang menjadi model
sebagai manusia yang berkarakter kuat? Apakah orang-orang yang nanti duduk di
lembaga untuk membina karakter bangsa itu adalah orang yang memiliki karakter
kuat.
Menurut Hornby dan Parnwell Secara harfiah karakter
artinya kualitas mental atau moral, kekuatan moral, nama atau reputasi, (Hamka
Abdul Aziz, 2011:197). Menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, karakter adalah
sifat-sifat kejiwaan, ahklak atau budi pekerti yang membedakan sesorang
dariyang lain, tabiat, watak. Berkarakter artinya mempunyai watak, mempunyai
kepribadian (Hamka Abdul Aziz, 2011:197). Didalam Kamus Psikhologi dinyatakan
bahwa karaker adalah kepribadian ditinjau dari titik tolak etis atau moral, misalnya kejujuran
seseorang, biasanya mempunyai kaitan dengan sifat-sifat yang relatif tetap Dali
Gulo, (Hamka Abdul Aziz, 2011:198).
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif yang ditunjang dengan studi kepustakaan.
Metode deskriptif adalah suatu metode penelitian yang berusaha mengkaji
berbagai peristiwa atau fenomena sosial yang terjadi atau sedang berlangsung
yang berhubungan dengan kondisi obyektif dari proyek penelitian. U.
Maman (2001:229) mengatakan bahwa penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang bertujuan
untuk menggambarkan gejala sosial, politik ekonomi dan budaya dan lain-lain.
Populasi dalam
penelitian ini adalah peserta didik SMP Islam Atturmudziyyah yang berjumlah 115.
Selanjutnya, jumlah 15 orang ini diambil seluruhnya sebagai sampel. Suharsimi
Arikunto (2006:120) bahwa untuk sekedar ancer-ancer, maka apabila subjek kurang
dari 100, lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian
populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar dapat diambil dari jumlah
masyarakat antara 10-25 % atau 20-25% atau lebih tergantung kemampuan
penelitian.
Adapun teknik yang digunakan untuk memperoleh data dalam
penelitian ini adalah:
a.
Observasi, yaitu
kegiatan pengamatan yang meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap sesuatu
objek dengan menggunakan seluruh alat indra (Suharsimi Arikunto, 2006:156).
b.
Wawancara, yaitu sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk
memperoleh informasi dari terwawancara (Suharsimi
Arikunto, 2006:155).
c.
Angket, yaitu daftar pertanyaan tertulis yang akan disampaikan
untuk memperoleh gambaran tentang sesuatu sebagaimana
dikatakan oleh Suharsismi
Arikunto (2006:146) bahwa angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau
hal-hal yang ia ketahui.
d.
Dokumentasi,
yaitu peneliti menyelidik benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah,
dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya
(Suharsimi Arikunto, 2006:158).
Selanjutnya, untuk menganalisis data dilakukan langkah-langkah
operasional sebagai berikut:
a.
Membuat
tabel dengan mebuat nomor kolom, alternatif jawaban dan prosentasenya.
b.
Mencari
frekuensi yang diteliti dengan jalan menjumlah tallynya dari setiap alternatif jawaban.
c.
Mencari
frekuensi seluruhnya dengan jalan menjumlahkan frekuensi-frekuensi yang
diobservasi dari tiap alternatif jawaban.
d.
Mencari
prosentase dengan rumus sebagai berikut:
P = x 100%
Keterangan:
P =
Prosentase jawaban
F =
Jumlah frekuensi
N = Jumlah
seluruh jawaban
100% = Bilangan
tetap
(Winarno Surachmad, 1992: 74)
HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian merupakan pengujian terhadap
hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya. Dalam penelitian ini, terdapat tiga
hipotesis, yaitu:
HIPOTESIS PERTAMA: Jika Organisasi Intra Sekolah memiliki kontribusi yang
sangat baik maka akan menujang keberhasilan dalam pendidikan karakter.
Manfaat
Organisasi Siswa Intra Sekolah mempunyai kaitan atau efek terhadap pendidikan
karakter, Dari pembuktian hipotesis pertama yang dianalisis dari data, angket, wawancara diatas. Serta diperkuat kajian teoritis, hal
ini sesuai dengan bab yang pernah dibahas sebelumnya. sebagaimana tertulis
dalam buku Kementrian Pendidikan Nasional bekerjasama dengan Kementrian Agama
Republik Indonesian (2011 : 243) Udang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Pasal
3 :
Pendidikan
Nasional mengembangkan kemampuan karakter serta peradaban bangsa yang
bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
Pendidikan
nasional berfunsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang berimana dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, Berakhlak mulia,
Sehat, Berilmu, Cakap, Kreatif, Mandiri, dan Menjadi warga Negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.
Berdasarkan data-data yang diperoleh
dari hasil observasi, data angket, wawancara dan kajian teoritis, maka
kesimpulan hipotesis pertama terbukti kebenarannya
HIPOTESIS KEDUA: Jika peserta didik banyak
terlibat dalam Organisasi Intra Sekolah maka pendidikan karakter akan sesuai
yang diharapkan.
Berdasarkan
hasil penelitian, observasi, data angket, dan wawancara. Keterlibatan siswa
dalam Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) ini menjadi sangat penting,
Dikarenakan siswa sebagai obkjek pendidikan sangat mempengaruhi satu sama
lainnya dalam pengembangan serta kemajuan pendidikan karakter, serta diperkuat
juga dalam kajian teoritis yang di dibahas
dalam bab sebelumnya. Sesuai
dengan pendapat dari, Ki Hadjar Dewantara dalam Majelis Luhur Persatuan
Taman siswa (1977: 24) mengunkapkan bahwa :
Pendidikan karakter adalah upaya yang
terencana untuk menjadikan peserta didik mengenal, peduli dan menginternalisasi nilai-nilai sehingga
peserta didik berperilaku sebagai insan kamil, dimana tujuan pendidikan
karakter adalah meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan di
sekolah melalui pembentukan karakter peserta didik secara utuh, terpadu, dan
seimbang, sesuai standar kompetensi lulusan. Adapun nilai-nilai yang perlu
dihayati dan diamalkan oleh guru saat mengajarkan mata pelajaran di sekolah
adalah: religius, jujur, toleran,
disiplin, kerja keras, kerja cerdas, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin
tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi,
bersahabat/komunikatif, cinta damai, senang membaca, peduli sosial, peduli lingkungan,
dan tanggung jawab.
Berdasarkan data-data yang
diperoleh dari hasil observasi, data angket, wawancara dan kajian teoritis,
maka kesimpulan hipotesis kedua terbukti kebenarannya.
KESIMPULAN
Kesimpulan yang didapat dalam
penelitian ini adalah:
a.
Pelaksanan
pendidikan karekter di sekolah SMP Islam Atturmudziyyah dikategorikan tinggi (85%), dengan beberapa faktor penunjang dari
berbagai komponen sekolah, salah satunya peran kepala sekolah dengan
perangkatnya yang secara sinergi mengupayakan tujuan dari pada pendidikan
secara umum serta pendidikan karakter Di SMP Islam Atturmudziyyah. Selain itu
banyak kegiatan kegitan ekstrakurikuler yang dilaksankan dengan banyak juga
keterkaitan terhadap pendidikan karakter salah satu contohnya kegiatan sebelum
masuk kelas dzuha berjamaah, kegiatan talaran ayat suci Al-Quran, kegiatan
peringatan hari besar Islam dengan mengadakan acara lomba baca ayat suci
Al-Quran, lomba adzan, lomba dakwah, cerdas cermat dan lomaba busana muslim
dengan ruang lingkupnya SMP Islam Atturmudziyyah.
b.
Pelaksanaan kontribusi Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) dalam
penunjang keberhasilan pendidikan karakter di SMP Islam Atturmudziyyah bisa dikategorikan tinggi (80 %), dikarenakan dalam hal ini Organisasi
Siswa Intra Sekolah setiap kegiatan-kegiatannya sangat mempunyai pengaruh
terhadap pendidikan karakter bahkan tidak hanya itu culture lingkungan sekolah menjadi dampak dari pada Organisasi
Siswa Intra Sekolah dari mulai lingkungan siswa yang termuculkan dengan adanya koprasi siswa (KOPSIS) yang tentunya didirikan oleh siswa
untuk kepentingan siswa dan itu pun tak terlepas dari bingbingan pengarahan
dari pembinan Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS).
c.
Partisifasi peserta didik atau siswa dalam mengikuti kegiatan-kegiatan Organisasi Siswa Intra
Sekolah (OSIS) Di SMP Islam Atturmudziyyah dikategorikan tinggi (75,5%), siswa
atusias dalam mengikuti Organisasi Siswa Intra
Sekolah dengan hal yaitu diarahkan oleh pembinan beserta guru-guru, Kesadaran
dalam mengembangkan potensi yang ada dalam diri siswa tersebut. Tetapi secara
umum sangat dipengaruhi oleh oleh Pembina OSIS dalam hal mengarakan siswa
terlibat kegitan Organisasi Intra Sekolah.masyarakat juga masih sangat
kuat memegang nilai-nilai agama dalam kehidupannya. Ini menunjukan seiring dengan
perkembangan kawasan wisata cangkuang dan tingkat kunjungan wisatawan tidak
merubah nilai-nilai budaya (tradisi) maupun nilai-nilai kegamaan yang mereka
yakini.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur
Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Badrika, I Wayan. 2000. Sejarah
Nasional Indonesia dan Umum. Jakarta: Erlangga.
Budiyanto. 2003. Dasar-dasar
Ilmu Tata Negara. Jakarta: Erlangga.
Maman, U. Dkk. 2001. Tradisi
Baru Penelitian Agama Islam. Bandung: Nuansa Cendikia.
Marpaung. 2002. Dasar-dasar
Pariwisata. Jakarta: Grasindo.
Ranjabar, Jacobus. 2006. Sistem Sosial Budaya
(Suatu Pengantar).
Bogor: Ghalia Indonesia.
Sardjono, Soekanto. 2007. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada.
Surakhmad, Winanrno. 1992.
Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung: Tarsito.
Undang-undang
Republik Indonesia
No.9 Tahun 1990 tentang Kepariwi- sataan.
Undang-undang Republik Indonesia No. 32 Tahun
2004 tentang Pemerintah Daerah.
Yunan, A. 1996. Antropologi.
Bandung: Angkasa.
Yuwana. Deva Millian
Satria. 2010. Analisis Permintaan kunjungan Objek Wisata Kawasan Dataran Tinggi Dieng
Kabupaten Banjarnegara.
Semarang: UNDIP.