• Enter Slide 1 Title Here

    This is slide 1 description. Find these sentences in Edit HTML and replace with your own words. This is a Blogger template by NewBloggerThemes.com...

  • Enter Slide 2 Title Here

    This is slide 2 description. Find these sentences in Edit HTML and replace with your own words. This is a Blogger template by NewBloggerThemes.com...

  • Enter Slide 3 Title Here

    This is slide 3 description. Find these sentences in Edit HTML and replace with your own words. This is a Blogger template by NewBloggerThemes.com...

Senin, 14 Oktober 2013

Posted by Agung H on 02.00 in | No comments

KONTRIBUSI ORGANISASI SISWA INTRA SEKOLAH (OSIS)
DALAM PENUNJANG KEBERHASILAN PENDIDIKAN KARAKTER
DI SMP ISLAM ATTURMUDZIYYAH
Oleh:
AGUNG HERMAWAN
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Garut



ABSTRAK

Intra-School Students Organization (OSIS) as a vehicle for students to actualize the potential to form the basis kemampun-Traffic students each. In addition, one way in building character of students is to encourage and facilitate the students to participate actively in the activities of student organizations Intra school. Because, in the Intra-School Students Organization (OSIS) are included fertilization process and character development.
Formulation of the problem in this research is "Bagimanakah contribution Intra-School Students Organization (OSIS) in supporting the success of character-based education in Islamic junior Atturmudziyyah Garut"
Goals to be achieved from this research is "To know the contribution Intra-School Students Organization (OSIS) in supporting the success of character-based education in junior high Atturmudziyyah Islam". Adapu hypothesis in this study is "If organizations Intra School has excellent contributions menujang successful it will be in character education.The research method used is descriptive method of research is a search for and collect data on the problem being studied. Data collection methods used are observation, questionnaires, and interviews.
Populas in this study were 115 students and 40 students sampled respondents from junior high school Atturmudziyyah Islam and Principal, assistant head of the student council and the coach were taken through the interview data.
Based on the analysis of the data collected, the authors can draw the general conclusion that the contribution of student council in supporting the success of character education categorized either.
For the author only advised recommendations: (1) for the school and all components of the school in this case the school should further optimize existing resources to improve student ketelibatan the Student Organization of the Intra-School is to support the activities of Intra-School Student Organization, provide direction and recommended for all students. (2) for the Management of Intra-School Students Organization (OSIS) involved are expected to be able to motivate themselves internally as well as other students in the face of a variety of dynamics and constraints can be solved appear. (3) for students. Students are expected to have the awareness of the involvement of organized Intra-School Students Organization (OSIS). Pupil should be encouraged in organizational dynamics.

Keywords:
Intra-School Students Organization (OSIS), Character Education and SMP Islam Atturmudziyyah Garut

PENDAHULUAN
Pendidikan memiliki nilai urgensi yang sangat tinggi, mengingat pendidikan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas manusia, termasuk manusia Indonesia. Karena pendidikan merupakan hak dasar bagi setiap individu atau seluruh warga negara, sebagaimana yang tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31 ayat (1) bahwa “setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan tidak bisa dipisahkan dari diri manusia sejak dari kandungan sampai beranjak dewasa,  Pendidikan berusaha menuntun manusia menentukan arah, tujuan, dan makna kehidupan sendiri, pendidikan pula yang menjadi proses pijakan dalam memanusiakan manusia”.
Berbicara pendidikan tidak  bisa dilepaskan dari eksistensi sekolah. Sekolah adalah institusi yang secara formal menyelenggarakan pendidikan. Sekolah juga berperan dalam menfasilitasi siswa untuk pengembangan aktualisasi diri maupun dalam mengembangkan potensi-potensi lainnya. Eksistensi organisasi intra sekolah menjadi salah satu jawaban atas kebutuhan di atas.  Sehingga akan tercetak kualitas siswa atau peserta didik yang terpelajar dan menjadi kader penerus bangsa yang dapat memberikan suatu warna positif bagi bangsa kita. Pemikiran-pemikiran Siswa yang kritis dan rasional mampu membangun sikap toleransi ditengah kondisi Negara kita yang sekarang ini sedang mengalami banyak tantangan di berbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara.
Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) sebagai wahana bagi siswa dalam mengaktualisasikan potensi dasar untuk membentuk kemampun-kemapuan siswa masing-masing. Salah satu cara dalam pembinaan karakter peserta didik adalah dengan cara mendorong dan memfasilitasi siswa agar berpartisipasi aktif  dalam kegiatan organisasi Siswa Intra sekolah. Karena, didalam Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) tersebut terdapat proses pemupukan dan pengembangan  karakter. Sejatinya, siswa sebagai generasi penerus bangsa  memiliki karakter yang baik. Oleh karena itu, penanaman karakter siswa sebagai bagian dari warga Negara menjadi sangat penting untuk diprioritaskan. Upaya ini dimaksudkan untuk menanamkan kesadaran sebagai anggota atau bagian dari bangsa dan Negara itu sendiri yang dibangun atas dasar kemajemukan masyarakat, suku, agama, daerah, maupun budayanya. Harapannya, karakter bangsa yang kokoh yang dicita-citakan dapat terwujud dan integritas nasional pun juga tetap terwujud.
Atas dasar hal tersebut maka penulis tertarik dengan pengembangan karater dalam organisasi.

RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah dalam penelitain ini adalah:
a.       Bagaimana pelaksanaan pendidikan karakter disekolah?
b.      Bagimanakah kontribusi Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) dalam penunjang keberhasilan pendidikan berbasis karakter?
c.       Bagaimanakah keterlibatan peserta didik dalam mengikuti  kegiatan-kegiatan Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) Di sekolah?

HIPOTESIS
Dalam penelitian ini terdiri dari tiga hipotesis, yaitu:
a.       Jika Organisasi Intra Sekolah memiliki kontribusi yang sangat baik maka akan menujang keberhasilan dalam pendidikan karakter.
b.      Jika peserta didik banyak terlibat dalam Organisasi Intra Sekolah maka pendidikan karakter akan sesuai yang diharapkan.

KAJIAN TEORITIS
  1. Deskripsi
1.      Organisasi Dalam Konteks Sosial
Rounded Rectangle: 14Perubahan organisasi tanpa berusaha memahami bahwa suatu oraganisasi banyak mempengaruhi dan dipengaruhi lingkungan sekitar. Artinya kita harus terlebih dahulu mencoba memahami proses dan hakikat perubahan organisasi. Sebetulnya hal ini mudah untuk memahami karena pada dasarnya suatu organisasi ialah bagian dari suatu sistem yang lebih yaitu sistem sosial. Perubahan dan gejolak yang terjadi dalam masyarakat sekarang ini secara sadar atau tidak, sangat mempengaruhi kehidupan dari suatu organisasi. Masyarakat sekarang ini mengalami perubahan sistem nilai dan oleh karenanya juga mengalami perubahan perilaku sosial. Tanpa kita sadari melihat perubahan pandangan mengenai pendidikan, pekerjaan dan cara hidup. Teknologi juga memepengaruhi dalam perubahan yang digunakan juga menjadi rumit contohnya saja komputer, hampir sudah menjadi salah satu ciri organisasi yang modern. Selain itu juga perubahan sistem sosial, politik dan ekonomi yang begitu cepatnya, sehingga dalam banyak hal ikut menentukan hidup mati suatu perubahan organisasi. Adanya kecendrungan tersebut sudah banyak dianalisis oleh para ahli misalnya  Warrem Bennis Dalam Adam I. Indrawijaya (1985:17) mengatakan bahawa :
Perubahan sistem sosial memberikan pengaruh terhadap iklim organisasi, gaya kepemimpinan dan hakekat kehidupan dari suatu organisasi. Serta bila pengaruh dalam sistem nilai akan berkelanjutan maka setiap organisasi harus berusaha untuk belajar untuk lebih responsif, baik terhadap lingkungannya maupun terhadap tuntutan dari para anggota.

2.      Definisi Dan Urgensi Organisasi
Istilah organisasi yang berasal dari kata organon dalam bahasa yunani berarti alat, Definisi tersebut telah banyak di kemukan orang. Walapun pada dasarnya definisi-definisi tersebut tidak mengandung perbedaan yang prinsip, namun kiranya perlu juga dikemukakan beberapa pendapat para ahli sebagai bahan perbandingan, yaitu :
Chester I. Barnard, (1938) Dalam Hayati Djatmiko, (2008:1) “ organisasi adalah sistem kerjasama dua orang atau lebih.
Adam I. Indarawijaya (1985;21)  mengatakan bahwa,  “organisasi sesungguhnya merupakan suatu sistem yang terbuka”.
Dari definisi-definisi di atas dapat di simpulkan bahwa dalam setiap organisasi terhadap tiga unsur dasar yaitu :
a.       Orang-orang ( sekumpulan orang )
b.      Kerjasama
c.       Serta tujuan yang akan di capai
Keterbatasan kebutuhan  manusia  dan keterbatasan kemampuan manusia dalam memenuhi kebutuhan telah menghadapkan manusia pada kebutuhan untuk berorganisasi. Demikian pula karakteristik manusia sebagai mahluk sosial tidak memungkinkan manusia hidup wajar tanpa berorganisasi. Organisasi telah dibentuk sejak manusia berada di muka bumi, didorong oleh motif di atas. Dilihat dari proses pembentukan organisasi dapat dibentuk :
a.       Secara spontan, misalnya yang dibentuk tanpa aturan dalam menolong kecelakaan.
Yang dibentuk secara seksama atas kerjasama secara formal yang didasarkan pada pertimbangan yang matang, umpamanya organisasi se-hobby, organisasi profesi, organisasi komersial, organisasi se-ideologi  dan sebagainya.

  1. Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS)
Sebagai organisasi elite di sekolah, Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) memang mestinya mampu menjadi salah satu wadah perkembangbiakan virus organisasi bagi siswa. Setiap siswa, dilantik atau tidak, akan masuk menjadi anggota OSIS ini. Dalam upaya megenal, memahami dan mengelola Oraganisasi Intra Sekolah perlu pnjelaskan menegenai penegertian dan peranan tentang Oraganisasi Intra Sekolah.
a)      Pengertian Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS)
Organisasi Siswa Intra meliputi, secara sematis di dalam surat keputusan direktur jendral pendidikan dasar dan menengah nomor 226/C/Kep/0/1993 disebutkan bahwa organisasi kesiswaan di sekolah adalah OSIS. Kepanjangan OSIS yang terdiri dari, Organisasi, Siswa, Intra, Sekolah serta masing-masing mempunyai pengertian :
Organisasi secara umum adalah kelompok kerjasama antara pribadi yang diadakan untuk mencapai tujuan bersama. Organisasi dalam hal ini dimaksudkan satuan atau kelompok kerjasama para siswa yang dibentuk dalam usaha untuk mencapai tujuan bersama, yaitu mendukung terwujudnya pembinaan kesiswaan.
Siswa adalah peserta didik  pada satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah.
Intra adalah terletak didalam dan diantara, sehingga OSIS berarti suatu arganisasi siswa yang ada didalam dan di lingkungan sekolah yang bersangkutan.
Sekolah adalah satuan pendidikan tempat menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar secaraberjenjang dan bersinambungan.
Secara organisasi, OSIS adalah satu-satunya organisasi siswa yang sah di sekolah, oleh karena iti setiap sekolah wajib membentuk organisasi siswa intra sekolah (OSIS), yang  tidak mempunyai hubungan organisatoris dengan OSIS di sekolah lain dan tidak menjadi bagian/alat dari organisasi lain yang ada diluar sekolah. Secara fungsional dalam rangka pelaksanaan kebijaksanaan pendidikan khususnya di bidang pembinaan kesiswaan arti yang terkandung lebih jauh dalam pengertian OSIS adalah sebagai salah satu dari empat pembinaan kesiswaan, disamping ketiga jalur yang lain yaitu : Latihan Kepemimpinan, Ekstrakurikuler Dan Wawasan Wiyatamandala.
Secara sistem apabila OSIS dipandang suatu sistem, berarti OSIS sebagai tempat kehidupan berkelompok siswa bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama. Dalam hal ini OSIS dipandang sebagai sistem, dimana sekumpulan para siswa mengadakan koordinasi dalam upaya menciptakan suatu organisasi yang mampu mencapai tujuan.

B.     Deskripsi Pendidikan dan Pendidikan Karakter
1.      Definisi, Tujuan Dan Fungsi Pendidikan

Pendidikan umunya bertujuan sangat mulia. Yaitu membentuk manusia mejadi pribadi yang kuat dalam interaksi seluruh aspek kehidupan manusia dan sekian banyak tujuan lainnya dalam konteks Indonesia, tujuan pendidikan telah dirumuskan dalam Undang-Undang 20 Tahun 2003 Tentang Pendidikan Nasioanl. Undang-Undang Pendidikan Nasioanl ini dirancang mengorganisir proses belajar yang ideal, penerapan kurikulum sebagai satuan unit pendidika, Serta mengatur semua elemen dilembaga pendidikan baik guru, staf, karyawan, lembaga pendidikan, dan murid.
a)      Definisi pendidikan
Menurut Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional Indonesia, 1889 - 1959) “Pendidikan umumnya berarti daya upaya untuk memajukan budi pekerti ( karakter, kekuatan bathin), pikiran (intellect) dan jasmani anak-anak selaras dengan alam dan masyarakatnya”.
definisi secara luas menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 ayat (1) Tentang Sistem Pendidikan Nasional ialah sebagai berikut :
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Nana Sudjana (1991:1) mengatakan bahwa ”Pendidikan adalah upaya manusia unutk memanusiakan manusia”. Dalam ungkapan lain, Nana Sudjana (1991:2) mengatakan bahwa ”Pendidikan adalah proses budaya untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia melalui proses yang panjang dan berlangsung sepanjang hayat”. Pemikiran tersebut didasarkan kepada pada realitas manusia sebagai makhluk tuhan yang dianugerahi kemampuan berbahasa dan akal pikiran sehingga mampu mengembangkan dirinya sebagai manusia yang berbudaya.
Betapa bagusnya kita memberikan definisi atau makna dan penegertian pendidikan, Kalau nyatanya dalam tataran praktisi kurang begitu baik, Maka semua keindaham definisi, pengertian hanya selesai sampai konsepsi saja. Seolah pendidikan mejadi sekedar sederatan teori dan pengetahuan yang harus dihafal peserta.
b)      Tujuan Pendidikan Nasional
Negara kita telah merumuskan tujuan pendidikan nasional dengan bagus. Kita bisa melihat kembali rumusan itu dalam  TAP MPR No. 4/MPR/1975, Tujuan pendidikan membangun dibidang pendidikan didasari atas falsafah Negara Pancasila untuk membentuk manusia-manusia pembangun yang berpancasila, serta untuk membentuk manusia yang sehat jasmani dan rohani. Mencintai bangsa Negara dan mencintai sesame sesama manusia sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Dasar 1945.
Dalam Undang-Undang No. 2 tahun 1985 tujuan pendidikan adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya , yaitu :
  1. Manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
  2. Berbudi pekerti yang luhur
  3. Memiliki pengetahuan dan keterampilan
  4. Sehat jasmani dan rohani
  5. Berkepribadian yang mantap dan mandiri
  6. Serta mempunyai rasa tanggung jawab bermasyarakat dan berbangsa
Sedangkan tujuan Pendidikan Nasioanal kita sekarang ini, tertuang dengan jelas di dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Pendidikan Nasioanal, yaitu menciptakan peserta didik (Manusia Indonesia) yang :
  1. Beriman
  2. Bertaqwa pada tuhan yang maha esa
  3. Berakhlak mulia
  4. Sehat
  5. Berilmu cakap
  6. Kreatif
  7. Mandiri
  8. Menjadi warga Negara yang demokratis
  9. Bertanggung jawab
c)      Fungsi Pendidikan
Fungsi pendidikan tidak berbeda dengan tujuan pendidikan ada kesamaan antara keduanya.  Sama-sama mempunyai sifat normatif, yaitu memperbaiki kondisi atau keadaan seseorang dari tidak berpengetahuan menjadi berpengetahuan. Adapun yang lebih idealnya seperti yang tertuang dalam Undang-Undang Sisdiknas  Bab II Pasal 3 disebutkan bahwa :
Pendidikan nasional berfunsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang berimana dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, Berakhlak mulia, Sehat, Berilmu, Cakap, Kreatif, Mandiri, dan Menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

  1. Pengertian Pendidikan Karakter
Secara sederhana definisi pendidikan adalah :
Proses pertumbuhan dan perkembangan manusia dengan semua potensinya melalui pengajaran (teaching) dan pembelajaran (learning) untuk mendapatkan pengetahuan (knowledge) atau keterampilan (skill) serta mengembangkan tingkah laku (behavior) yang baik agar bisa bermanfaat bagi kehidupan dirinya, masyarakat dan lingkungan (Hamka Abdul Aziz, 2011:197).
Atau definisi pendidikan yang lebih filosifis :
Proses transformasi-dialogis antara peserta didik dan pendidik dalam semua potensi kemanusiaannya sehingga menumbuhkan kesadaran, sikap dan tindakan kritis terhadap lingkungan sekitar.
Pendidikan sejatinya menanamkan nilai-nilai transenden spiritual dan pentingnya hidup bermasyarakat dengan akhlak mulia. Seolah-olah proses pendidikan hanya untuk menopang hidup jasmani saja, dan tidak berhubungan sekali dengan spiritualitas dan keimanan atau ketakwaan. Padahal, mengacu pada pendidikan (pembelajaran) tidak bisa terlepas dengan persoalan keimanan, ketakwaan dan akhlak mulia.
Salah satu perlengkapan hidup manusia adalah karakteristiknya yang khas dan unik. Semua manusia pada dasarnya mempunyai karakteristik yang sama, dan itulah yang kita sebut fitrah. Fitrah yang dipahami sebagai bebas nilai. Tidak begitu maksudnya. justru fitrah mengandung pengertian bahwa manusia sesungguhnya hanya terikat pada hukum dan ketentuan tuhan saja. Karena manusia buka onggokkan daging dan tulang belulang.
Karakter bahasa mudahnya adalah watak. Karakter bersemayam dalam diri seseorang sejak lahiriahnya. Dia tidak bisa berubah, meskipun apa pun yang terjadi. Tapi dia bisa tertutup oleh berbagai kondisi. Ini berbeda dengan tabiat, tabiat bisa berubah-ubah karena interaksi sosial dan sangat dan sangat diperlukan oleh kondisi kejiwaan.
Karakter inilah yang menjadi perhatian besar bangsa Indonesia. Semua pejabat tinggi negeri, pendidik, politikus pengamat sosial dan sebagainya membicarakan pentingnya membangun karakter bangsa. Karena gejala sosial yang terjadi akhir-kahir ini di negeri kita sangat memperihatinkan. Bangsa yang dulu dikenal peramah, sekarang menjelma menjadi bangsa yang pemarah. Setiap hari kita dijejali informasi tentang kekerasan. Media berlmba-lomba memberitakan tawuran antarpelajar, antarkampung, antarpendukung partai, atau antargeng, lengkap dengan gambar-gambarnya. Bahkan media elektronik tidak jarang menayakannya secara live, langsung dari lokasi kejadian. Terasa mengiriskan hati. Karena gambar-gambar kekerasan dengan segera mengendap dibenak kita. Dia membentuk cetak biru pola-pola tindak kekerasan di alam bawah sadar kita dan ketika kita mengalami satu masalah yang berhubungan dengan orang lain, maka pola-pola tindak kekerasan mencuat kepermukaan kesadaraan kita. Oleh karena itu jangan heran kalau setiap kali ada persoalan, yang kita kedepankan adalah tindakan kekerasan melahirkan kekerasan lainnya. Tidak menyelesaikan masalah.
Karena itu kita ingin membangun karakter bangsa Indonesia, lalu pertanyaan yang muncul adalah ; siapa atau lembaga yang akan menjadi Pembina, pembentuk dan pengarah karaker bangsa kita? Siapa yang menjadi model sebagai manusia yang berkarakter kuat? Apakah orang-orang yang nanti duduk di lembaga untuk membina karakter bangsa itu adalah orang yang memiliki karakter kuat.
Menurut  Hornby dan Parnwell Secara harfiah karakter artinya kualitas mental atau moral, kekuatan moral, nama atau reputasi, (Hamka Abdul Aziz, 2011:197). Menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, karakter adalah sifat-sifat kejiwaan, ahklak atau budi pekerti yang membedakan sesorang dariyang lain, tabiat, watak. Berkarakter artinya mempunyai watak, mempunyai kepribadian (Hamka Abdul Aziz, 2011:197). Didalam Kamus Psikhologi dinyatakan bahwa karaker adalah kepribadian ditinjau dari titik tolak  etis atau moral, misalnya kejujuran seseorang, biasanya mempunyai kaitan dengan sifat-sifat yang relatif tetap Dali Gulo, (Hamka Abdul Aziz, 2011:198).

METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yang ditunjang dengan studi kepustakaan.
Metode deskriptif adalah suatu metode penelitian yang berusaha mengkaji berbagai peristiwa atau fenomena sosial yang terjadi atau sedang berlangsung yang berhubungan dengan kondisi obyektif dari proyek penelitian. U. Maman (2001:229) mengatakan bahwa penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan gejala sosial, politik ekonomi dan budaya dan lain-lain.
Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik SMP Islam Atturmudziyyah yang berjumlah 115. Selanjutnya, jumlah 15 orang ini diambil seluruhnya sebagai sampel. Suharsimi Arikunto (2006:120) bahwa untuk sekedar ancer-ancer, maka apabila subjek kurang dari 100, lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar dapat diambil dari jumlah masyarakat antara 10-25 % atau 20-25% atau lebih tergantung kemampuan penelitian.
Adapun teknik yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian ini adalah:
a.      Observasi, yaitu kegiatan pengamatan yang meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra (Suharsimi Arikunto, 2006:156).
b.      Wawancara, yaitu sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara (Suharsimi Arikunto, 2006:155).
c.      Angket, yaitu daftar  pertanyaan tertulis yang akan disampaikan untuk memperoleh gambaran tentang sesuatu sebagaimana dikatakan oleh Suharsismi Arikunto (2006:146) bahwa angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui.
d.     Dokumentasi, yaitu peneliti menyelidik benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya (Suharsimi Arikunto, 2006:158).
Selanjutnya, untuk menganalisis data dilakukan langkah-langkah operasional sebagai berikut:
a.  Membuat tabel dengan mebuat nomor kolom, alternatif jawaban dan prosentasenya.
b.  Mencari frekuensi yang diteliti dengan jalan menjumlah tallynya dari setiap alternatif jawaban.
c.  Mencari frekuensi seluruhnya dengan jalan menjumlahkan frekuensi-frekuensi yang diobservasi dari tiap alternatif jawaban.
d. Mencari prosentase dengan rumus sebagai berikut:

P  =    x 100%

Keterangan:
P        = Prosentase jawaban
F        = Jumlah frekuensi
N       = Jumlah seluruh jawaban
100% = Bilangan tetap
(Winarno Surachmad, 1992: 74)

HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian merupakan pengujian terhadap hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya. Dalam penelitian ini, terdapat tiga hipotesis, yaitu:
HIPOTESIS PERTAMA: Jika Organisasi Intra Sekolah memiliki kontribusi yang sangat baik maka akan menujang keberhasilan dalam pendidikan karakter.
Manfaat Organisasi Siswa Intra Sekolah mempunyai kaitan atau efek terhadap pendidikan karakter, Dari pembuktian hipotesis pertama yang dianalisis dari data, angket, wawancara diatas. Serta  diperkuat kajian teoritis, hal ini sesuai dengan bab yang pernah dibahas sebelumnya. sebagaimana tertulis dalam buku Kementrian Pendidikan Nasional bekerjasama dengan Kementrian Agama Republik Indonesian (2011 : 243) Udang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3 :
Pendidikan Nasional mengembangkan kemampuan karakter serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
Pendidikan nasional berfunsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang berimana dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, Berakhlak mulia, Sehat, Berilmu, Cakap, Kreatif, Mandiri, dan Menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Berdasarkan data-data yang diperoleh dari hasil observasi, data angket, wawancara dan kajian teoritis, maka kesimpulan hipotesis pertama terbukti kebenarannya
HIPOTESIS KEDUA: Jika peserta didik banyak terlibat dalam Organisasi Intra Sekolah maka pendidikan karakter akan sesuai yang diharapkan.
Berdasarkan hasil penelitian, observasi, data angket, dan wawancara. Keterlibatan siswa dalam Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) ini menjadi sangat penting, Dikarenakan siswa sebagai obkjek pendidikan sangat mempengaruhi satu sama lainnya dalam pengembangan serta kemajuan pendidikan karakter, serta diperkuat juga dalam kajian teoritis yang di dibahas dalam bab sebelumnya. Sesuai dengan pendapat dari, Ki Hadjar Dewantara dalam Majelis Luhur Persatuan Taman siswa (1977: 24) mengunkapkan bahwa :
Pendidikan karakter adalah upaya yang terencana untuk menjadikan peserta didik mengenal, peduli dan menginternalisasi nilai-nilai sehingga peserta didik berperilaku sebagai insan kamil, dimana tujuan pendidikan karakter adalah meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah melalui pembentukan karakter peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai standar kompetensi lulusan. Adapun nilai-nilai yang perlu dihayati dan diamalkan oleh guru saat mengajarkan mata pelajaran di sekolah adalah: religius, jujur, toleran, disiplin, kerja keras, kerja cerdas, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, senang membaca, peduli sosial, peduli lingkungan, dan tanggung jawab.
Berdasarkan data-data yang diperoleh dari hasil observasi, data angket, wawancara dan kajian teoritis, maka kesimpulan hipotesis kedua terbukti kebenarannya.

KESIMPULAN
Kesimpulan yang didapat dalam penelitian ini adalah:
a.       Pelaksanan pendidikan karekter di sekolah SMP Islam Atturmudziyyah dikategorikan tinggi (85%), dengan beberapa faktor penunjang dari berbagai komponen sekolah, salah satunya peran kepala sekolah dengan perangkatnya yang secara sinergi mengupayakan tujuan dari pada pendidikan secara umum serta pendidikan karakter Di SMP Islam Atturmudziyyah. Selain itu banyak kegiatan kegitan ekstrakurikuler yang dilaksankan dengan banyak juga keterkaitan terhadap pendidikan karakter salah satu contohnya kegiatan sebelum masuk kelas dzuha berjamaah, kegiatan talaran ayat suci Al-Quran, kegiatan peringatan hari besar Islam dengan mengadakan acara lomba baca ayat suci Al-Quran, lomba adzan, lomba dakwah, cerdas cermat dan lomaba busana muslim dengan ruang lingkupnya SMP Islam Atturmudziyyah.
b.      Pelaksanaan kontribusi Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) dalam penunjang keberhasilan pendidikan karakter di SMP Islam Atturmudziyyah bisa dikategorikan tinggi (80 %), dikarenakan dalam hal  ini Organisasi Siswa Intra Sekolah setiap kegiatan-kegiatannya sangat mempunyai pengaruh terhadap pendidikan karakter bahkan tidak hanya itu culture lingkungan sekolah menjadi dampak dari pada Organisasi Siswa Intra Sekolah dari mulai lingkungan siswa yang termuculkan dengan adanya koprasi siswa (KOPSIS) yang tentunya didirikan oleh siswa untuk kepentingan siswa dan itu pun tak terlepas dari bingbingan pengarahan dari pembinan Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS).
c.       Partisifasi peserta didik atau siswa dalam mengikuti  kegiatan-kegiatan Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) Di SMP Islam Atturmudziyyah dikategorikan tinggi (75,5%), siswa atusias dalam mengikuti Organisasi Siswa Intra Sekolah dengan hal yaitu diarahkan oleh pembinan beserta guru-guru, Kesadaran dalam mengembangkan potensi yang ada dalam diri siswa tersebut. Tetapi secara umum sangat dipengaruhi oleh oleh Pembina OSIS dalam hal mengarakan siswa terlibat kegitan Organisasi Intra Sekolah.masyarakat juga masih sangat kuat memegang nilai-nilai agama dalam kehidupannya. Ini menunjukan seiring dengan perkembangan kawasan wisata cangkuang dan tingkat kunjungan wisatawan tidak merubah nilai-nilai budaya (tradisi) maupun nilai-nilai kegamaan yang mereka yakini.

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Badrika, I Wayan. 2000. Sejarah Nasional Indonesia dan Umum. Jakarta: Erlangga.
Budiyanto. 2003. Dasar-dasar Ilmu Tata Negara. Jakarta: Erlangga.
Maman, U. Dkk. 2001. Tradisi Baru Penelitian Agama Islam.  Bandung: Nuansa Cendikia.
Marpaung. 2002. Dasar-dasar Pariwisata. Jakarta: Grasindo.
Ranjabar, Jacobus. 2006. Sistem Sosial Budaya (Suatu Pengantar). Bogor: Ghalia Indonesia.
Sardjono, Soekanto. 2007. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Surakhmad, Winanrno. 1992. Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung: Tarsito.
Undang-undang Republik Indonesia No.9 Tahun 1990 tentang Kepariwi- sataan.
Undang-undang Republik Indonesia No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah.
Yunan, A. 1996. Antropologi. Bandung: Angkasa.
Yuwana. Deva Millian Satria. 2010. Analisis Permintaan kunjungan Objek Wisata Kawasan Dataran Tinggi Dieng Kabupaten Banjarnegara. Semarang: UNDIP.

Search Our Site

Bookmark Us

Delicious Digg Facebook Favorites More Stumbleupon Twitter